LPTNU Nganjuk. Prof. Martin Kustanti Rektor UIN Imam Bonjol Padang, menyampaikan ada banyak manfaat yang diperoleh ketika berhasil menerbitkan artikel di jurnal terakreditasi dan memiliki reputasi internasional. Diantaranya dapat memperluas publikasi temuan penelitian, kemudian meningkatkan reputasi lembaga dan martabat negara, membantu kenaikan jabatan profesor bahkan sangat membantu kelulusan mahasiswa pascasarjana S2 maupun S3.
Dalam acara ACRP (Annual Conference on Research Proposal) 2022, Rektor perempuan pertama UIN Imam Bonjol Padang ini memyampaikan bahwa, menulis artikel di jurnal bereputasi dibutuhkan komitmen dan konsistensi tinggi. Beliau juga mengungkapkan pengalaman pribadi beliau saat tulisan beliau ditolak berkali-kali oleh jurnal bereputasi internasional. Namun penolakan tersebut tak membuat motivasinya turun dan berhenti menulis.
Penolakan tersebut tidak membuat prof Martin putus asa dan berhenti menulis, justru penolakan tersebut menjadi masukan sekaligus dorongan dalam memperbaiki kualitas naskah artikel. Umumnya, kata Martin, penulis terkendala faktor bahasa Inggris sebagai syarat yang diberlakukan lembaga pengelola jurnal internasional.
Untuk dapat menembus jurnal bereputasi internasional, Martin pun membagikan tips menulis artikel jurnal yang memenuhi standar terakreditasi nasional dan internasional.
Pertama, Penulis harus mampu menganalisis bidang kajian jurnal.
Kedua, Mulai menyehatkan tata pengelolaan jurnal,
Ketiga, Harus mampu mengoptimalkan peran reviewer dan editor.
“Jika ditolak artikelnya, jangan putus asa. Lalu jika mendapatkan masukan dari reviewer ya segera dijawab dengan sigap,” tutur Martin kepada peserta ACRP, Selasa (22/11/2021).
Keempat, Harus berupaya meningkatkan sitasi artikel di Google Scholars dan Scopus.
Kelima, Topik artikel yang ditulis harus menjual dan berbeda dari yang lain,
Keenam, Penulis harus memperhatikan kualitas judul, abstrak dan referensi. Dikatakan Martin, tiga komponen ini sangat diperhatikan detail oleh reviewer.
Lalu ketujuh, Novelty yang digunakan harus berdampak nyata. Martin menjelaskan proposal yang layak harus menghasilkan novelty.
“Novelty juga harus diperhatikan, setidaknya lima tahun terakhir tingkat kebaruannya. Novelty artikel harus berdampak pada ilmu pengetahuan, untuk kajian Islamic Studies harus bisa menawarkan model konsep bidang keilmuan, kalau kajian yang menjadi temuan penelitian ini terbaru,” terangnya.
Selanjutnya, Martin menyatakan penulis harus memperhatikan aspek penggunaan bahasa Inggris yang baik, dan mempertimbangkan sisi kolaboratif dalam penyusunan artikel.