Distingsi Perguruan Tinggi

Distingsi Perguruan Tinggi

Sudah menjadi salah satu pilihan ketika siswa  SMA/SMK/MA sederajat lulus adalah melanjutkan ke perguruan tinggi, baik yang dibawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi maupun Kementerian Agama, baik yang berstatus negeri maupun swasta. Bahkan berbagai program beasiswa dikeluarkan agar para siswa yang lulus memiliki keinginan untuk masuk di perguruan tinggi.

Perguruan tinggi memang memiliki kontribusi yang sangat penting dalam masyarakat. Di dalam perguruan tinggi selain para mahasiswa mendapatkan pendidikan yang luas, relasi dari berbagai daerah, mengasah kemampuan analisis kritis, hingga aplikasi keilmuan yang diperoleh sehingga benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Untuk itu perguruan tinggi diharapkan mampu mencetak generasi bangsa yang siap untuk memimpin bangsa Indonesia.

Seperti yang ditegaskan dalam Undang-Undang tentang Pendidikan Tinggi, fungsi dan peran perguruan tinggi sebagai wadah pembelajaran mahasiswa dan masyarakat, wadah pendidikan calon pemimpin bangsa, pusat pengembangan ilmu pengetahuan, pusat kekuatan moral, dan sebagai pusat pengembangan peradaban bangsa.

Kesadaran akan pentingnya peran perguruan tinggi ini, menyebabkan lahirnya perguruan tinggi di berbagai daerah, terutama yang diprakasai oleh yayasan atau pondok pesantren. Di kabupaten Nganjuk pada bulan yang lalu Alhamdulillah telah lahir perguruan tinggi di daerah mojosari kecamatan Loceret yang bernama Institut Teknologi Mojosari, dengan mengusung 3 program studi didalamnya.

Pertumbuhan perguruan tinggi di Nganjuk ini, membuat masyarakat lokal yang awalnya memilih kuliah di luar kota, kini mulai tertaik untuk kuliah di kabupaten Nganjuk sendiri. Selain karena mudah dijangkau, biaya pendidikan yang relatif murah tanpa mengesampingkan system pendidikan, sarana pra sarana, dan kualitas pendidikannya yang terus mengalami peningkatan secara signifikan.

Baca Juga: sebuah tawaran implementasi merdeak belajar dan kampus merdeka dalam masa pandemi

Sebelum lahir Institut Teknologi Mojosari, ada banyak perguruan tinggi islam yang mendahuluinya, seperti Sekolah Tinggi Islam Miftahul ‘Ula (STAIM) Nganjuk yang berada di Jl. KH. Abdul Fattah Desa. Nglawak Kecamatan Kertosono, Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro (IAI PD) yang berlokasi di daerah Mantub, Kramat, Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAI) Darussalam yang berada di Jalan K.H. Wachid Hasyim No. 126 Krempyang, Kec. Tanjunganom, belum lagi kampus swasta umum yang ada di Nganjuk.

Munculnya berbagai perguruan tinggi di Nganjuk ini memliki banyak dampak positif di masyarakat Nganjuk khususnya, karena kehadirannya yang dapat memberikan kontribusi yang sangat positif baik dibidang akademik maupun non akademik. Selain berbagai inovasi keilmuan yang dikembangkan, perguruan tinggi Islam tersebut juga dapat memberikan inspirasi moral maupun material   dalam setiap pembelajaran. Dari sinilah perguruan tinggi islam di Nganjuk patut diapresiasi karena telah banyak memberikan kesempatan yang luas bagi masyarakat, khususnya yang kurang mampu untuk mengakses pendidikan bagi anak-anaknya.

Untuk itulah kebermunculan perguruan tinggi islam di Nganjuk ini harus didukung dengan ciri khas (distingsi) di setiap institusinya agar dapat menjadi pembeda antara satu perguruan tinggi dengan perguru tinggi lainnya. Dengan adanya distingsi atau kekhasan dan filosofi keilmuan yang jelas, dapat menjadi dasar kelembagaan untuk menyusun berbagai program kerja untuk meningkatan mutu akademik sekaligus dapat menjadi spirit tersendiri untuk membantu menyelesaikan tantangan masyarakat Nganjuk yang multikultural.

 

Oleh: M. Mirza Firdaus, M.Psi (Dosen STAI Miftahul Ula Nganjuk)

 

Penundaan Pelaksanaan Kegiatan PWN PTK XV 2021

Tinggalkan Balasan