Metode Penelitian Campuran: Review Buku Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches

Metode Penelitian Campuran: Review Buku Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches

  1. Prosedur Metode Campuran

Perkembangan dan legitimasi dari penelitian kualitatif dan kuantitatif telah menghasilkan pendekatan baru dalam penelitian sosial dan manusia, yakni metode campuran (Mixed Methods), dan semakin kesini pendekatan metode campuran telah mendapat tempat tersendiri bagi peneliti, dalam penelitian campuran memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang ada di pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian campuran juga dapat dikatakan sebagai hasil dari perkembangan metode penelitian. Selain itu objek penelitian juga semakin berkembang dan komplek, sehingga memerlukan metode penelitian yang dapat menjawab permasalahan dari objek penelitian, misalnya penelitian dalam bidang kesehatan, ekonomi dan sosial lainnya, sehingga pendekatan kuantitatif atau kualitatif saja tidak cukup. Dengan pengunaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan akan memberikan pemahaman yang diperluas tentang masalah penelitian.

2. Komponen Prosedur Metode Campuran

Penelitian metode campuran telah mengembangkan serangkaian prosedur yang dapat digunakan oleh peneliti dalam merencanakan studi metode campuran. Pada tahun 2003, telah terbit buku panduan Metode Campuran dalam Ilmu Sosial & Perilaku (Tashakkori & Teddlie, 2003). Sekarang banyak jurnal yang mengkaji metode campuran, seperti Journal of Mixed Methods Research, Quality and Quantity, dan Field Methods. Pada tabel 10.1, disebutkan beberapa pertanyaan yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan sifat penelitian metode campuran dan jenis srategi yang digunakan peneliti.  Metode campuran membutuhkan model visual, prosedur khusus pengumpulan dan analisis data, peran peneliti, serta struktur penyajian laporan akhir.

3. Sifat Penelitian Metode Campuran

Dapat dikatakan bahwa penelitian dengan metode campuran merupakan metode baru dalam ilmu sosial dan masyarakat, pengunaan metode campuran dapat menyampaikan definisi dasar dan deskripsi pendekatan dalam sebuah proposal penelitian, diantara adalah sebagaimana berikut:

a. Menelusuri sejarah singkat evolusinya.

b. Mendefinisikan penelitian dengan metode campuran suatu penelitian yang berfokus

pada penggabungan metode kuantitatif dan kualitatif dalam sebuah studi penelitian. Pendapat lain, dalam Johnson, Onwuegbuzie, & Turner, 2007). Mereka lebih memperhatikan alasan mengapa peneliti menggunakan desain metode campuran. Beberapa istilah yang digunakan untuk menunjukkan kesamaan dengan metode campuran adalah pengintegrasian, sintesis, metode kuantitatif dan kualitatif, multimetode, dan metodologi campuran.

c. Mendiskusikan secara singkat pertumbuhan minat dalam penelitian metode campuran.

d. Memperhatikan tantangan penelitian metode campuran untuk peneliti.

4. Jenis Strategi Metode Campuran Dan Model Visual

Ada beberapa tipologi untuk mengklasifikasikan dan mengidentifikasi jenis strategi metode campuran yang dapat digunakan oleh peneliti dalam studi metode campuran yang mereka ajukan. Akan tetapi, sebelum membahas enam jenis strategi metode campuran, akan sangat membantu pemahaman untuk mempertimbangkan beberapa aspek yang mempengaruhi desain prosedur untuk studi metode campuran. Empat aspek penting tersebut adalah waktu, pembobotan, pencampuran, dan teori.

a. Waktu

Penyusun proposal penelitian perlu mempertimbangkan waktu pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif mereka, apakah akan dilakukan secara bertahap (berurutan) atau dikumpulkan pada saat yang bersamaan. Ketika data dikumpulkan secara bertahap, data kualitatif atau kuantitatif bisa didahulukan, tergantung dari niat awal peneliti. Ketika data kualitatif dikumpulkan terlebih dahulu, tujuannya adalah untuk mengeksplorasi topik dengan stakeholder terkait. Kemudian peneliti memperluas pemahaman melalui fase kedua di mana data dikumpulkan dari sejumlah besar orang (biasanya sampel yang mewakili suatu populasi). Ketika data dikumpulkan secara bersamaan, data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan pada saat yang sama dan implementasinya simultan.

b. Pembobotan

Faktor kedua yang masuk ke dalam merancang prosedur adalah bobot atau prioritas pengunaan pendekatan kualitatif atau kuantitaif. Dalam beberapa penelitian komposisi antara kualitatif dan kauntitatif memiliki bobot yang sama.  Dalam memprioritas kan apakah lebih dominan mengunakan kaulitatif atau kuantitatif, tergantung dari peneliti serta objek kajian. Dalam istilah yang lebih sedertahana, bobot terjadi dalam studi metode campuran melalui strategi seperti apakah informasi kuantitatif atau kualitatif yang ditekankan terlebih dahulu, tingkat perlakuan satu jenis data atau yang lain dalam penelitian, di mana pendekatan induktif (yaitu, menghasilkan tema secara kualitatif) atau pendekatan deduktif (yaitu, menguji teori).

c. Percampuran

Pencampuran berarti bahwa data kualitatif dan kuantitatif benar-benar digabungkan secara berkelanjutan, disimpan terpisah diakhir kontinum lainnya, atau digabungkan dalam beberapa cara di antara dua jenis data ekstrem ini. Kedua basis data mungkin disimpan terpisah, tetapi terhubung; misalnya, dalam penelitian dua fase yang dimulai dengan fase kuantitatif, analisis data dan hasilnya dapat digunakan untuk mengidentifikasi peneliti pengumpulan data kualitatif dalam fase tindak lanjut. Dalam situasi ini, data kuantitatif dan kualitatif dihubungkan selama fase penelitian. Terhubung dalam penelitian metode campuran berarti pencampuran penelitian kuantitatif dan kualitatif yang menghubungkan antara analisis data penelitian tahap pertama dan tahap kedua dalam pengumpulan data penelitian.

d. Berteori atau Mengubah Perspektif.

Faktor terakhir yang perlu dipertimbangkan adalah apakah perspektif teoretis yang lebih luas dalam memandu desain. Ini mungkin teori dari ilmu-ilmu sosial (misalnya, teori adopsi, teori kepemimpinan, teori atribusi) atau lensa teoretis yang luas, seperti lensa advokasi/partisipatif.

Berkenaan dengan jenis strategi metode campuran, setidaknya terdapat satu strategi alternatif dan enam strategi utama yang dapat dipilih oleh peneliti dalam menyusun proposal penelitian, keenamnya dapat diklasifikasikan sebagaimana berikut:

a. Strategi Alternatif dan Model Visual

Strategi alternatif dan model visual dalam Strategi metode campuran ini dapat digambarkan dengan menggunakan notasi yang telah berkembang di bidang metode campuran. Notasi metode campuran memberikan label dan simbol singkat yang menyampaikan aspek penting dari penelitian metode campuran, dan memberikan cara agar peneliti metod campuran dapat dengan mudah mengomunikasikan prosedur mereka kepada calon pembaca. Biasaya notasi yang digunakan berupa tanda panah (–>     ) atau tanda +.

b. trategi Penjelasan Berurutan (Sequential Explanatory Strategy)

Strategi penjelasan berurutan, merupakan strategi yang cukup populer dikalangan peneliti yang mengunakan desain metode campuran, dalam srategi ini, peneliti cenderung memberikan porsi lebih besar pada metode kuantitatif, hl ini ditandai dengan pengumpulan dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama penelitian diikuti dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap kedua. Sifat lugas dari desain ini adalah salah satu kekuatan utamanya. Sangat mudah untuk diterapkan karena langkah-langkahnya termasuk dalam tahapan yang jelas dan terpisah, selain itu, fitur desain ini memudahkan untuk pendeskripsian dan pelaporan. Kelemahan utama dari desain ini adalah lamanya waktu yang dibutuhkan dalam pengumpulan data, dengan dua fase yang terpisah.

c. Strategi Eksplorasi Berurutan

Strategi eksplorasi berurutan (Sequential Explanatory Strategy) melibatkan fase pertama pengumpulan dan analisis data kualitatif, diikuti oleh fase kedua pengumpulan dan analisis data kuantitatif yang dibangun berdasarkan hasil fase pertama/ fase kualitatif. Bobot umumnya ditempatkan pada tahap pertama, dan data dicampur dengan menghubungkan antara analisis data kualitatif dan pengumpulan data kuantitatif. Kemungkinan desain tidak diimplementasikan dalam perspektif teoretis eksplisit. Strategi eksplorasi sekuensial memiliki banyak keuntungan yang sama dengan model penjelas sekuensial. Pendekatan dua fasenya (penelitian kualitatif diikuti oleh penelitian kuantitatif) membuatnya mudah diterapkan dan lugas untuk digambarkan dan dilaporkan.

  1. Strategi Transformatif Berurutan

Tujuan dari strategi transformatif berurutan (Sequential Transformative Strategy) adalah untuk memberikan perspektif teoretis peneliti dengan sebaik-baiknya. Dengan menggunakan dua fase, peneliti transformatif berurutan dapat memberikan perspektif yang beragam, untuk mengadvokasi peneliti dengan lebih baik, atau untuk lebih memahami fenomena atau proses yang berubah sebagai akibat dari yang dipelajari.  Model transformatif berurutan juga memiliki kekuatan dan kelemahan metodologis dari dua pendekatan sebelumnya. Penggunaan fase yang berbeda memfasilitasi implementasi, deskripsi, dan pembagian hasil, meskipun juga membutuhkan waktu untuk menyelesaikan dua fase pengumpulan data. Lebih penting lagi, desain ini menempatkan penelitian metode campuran dalam kerangka transformatif. Oleh karena itu, strategi ini mungkin lebih menarik dan dapat diterima oleh para peneliti yang telah menggunakan kerangka kerja transformatif dalam satu metodologi yang berbeda, seperti penelitian kualitatif.

d. Strategi Triangulasi Bersamaan

Dalam pendekatan triangulasi bersamaan (Concurrent Triangulation Strategy), peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan dan kemudian membandingkan dua database untuk menentukan apakah ada konvergensi, perbedaan, atau kombinasi. Beberapa penulis menyebut perbandingan ini sebagai konfirmasi, diskonfirmasi, validasi silang, atau pembuktian.  Model ini umumnya menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif yang terpisah sebagai sarana untuk mengimbangi kelemahan yang melekat dalam satu metode dengan kekuatan yang lain (atau sebaliknya, kekuatan satu menambah kekuatan yang lain). Dalam pendekatan ini, pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dilakukan bersamaan, dalam satu fase penelitian. Idealnya, bobotnya sama antara kedua metode, tetapi seringkali dalam praktiknya, prioritas dapat diberikan pada satu atau yang lain.

Pencampuran selama pendekatan ini, biasanya ditemukan di bagian interpretasi atau diskusi, adalah untuk benar-benar menggabungkan data (yaitu, mengubah satu jenis data ke jenis data lainnya sehingga dapat dengan mudah dibandingkan) atau mengintegrasikan atau membandingkan hasil dari dua database berdampingan dalam diskusi. Model ini juga memiliki sejumlah keterbatasan. Dibutuhkan usaha dan keahlian yang besar untuk mempelajari suatu fenomena secara memadai dengan dua metode terpisah.

e. Strategi Tertanam Bersamaan

Berbeda dengan model triangulasi tradisional, pendekatan tertanam bersamaan (Concurrent Triangulation Strategy) memiliki metode utama yang memandu penelitian dan database sekunder yang memberikan peran pendukung dalam prosedur. Model tertanam bersamaan dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Umumnya model ini digunakan agar seorang peneliti dapat memperoleh perspektif yang lebih luas sebagai akibat dari penggunaan metode yang berbeda dibandingkan dengan menggunakan metode yang dominan saja. Sebagai contoh, Morse (1991) mencatat bahwa desain kualitatif utama dapat menanamkan beberapa data kuantitatif untuk memperkaya deskripsi partisipan sampel.

Selain itu, model tertanam bersamaan dapat digunakan ketika seorang peneliti memilih untuk menggunakan metode yang berbeda untuk mempelajari kelompok atau tingkat yang berbeda. Misalnya, jika sebuah organisasi sedang dipelajari, karyawan dapat dipelajari secara kuantitatif, manajer dapat diwawancarai secara kualitatif, seluruh divisi dapat dianalisis dengan data kuantitatif, dan seterusnya. Ada juga batasan yang perlu dipertimbangkan ketika memilih pendekatan ini. Data perlu diubah sedemikian rupa sehingga dapat diintegrasikan dalam tahap analisis penelitian.

baca juga: cara mudah menulis buku

f. Strategi Transformatif Bersamaan

Strategi yang terakhir adalah strategi transformasi bersamaan (Concurrent Transformative Strategy). Perspektif dari strategi ini dapat didasarkan pada ideologi seperti teori kritis, advokasi, penelitian partisipatif, atau kerangka konseptual atau teoritis. Perspektif ini tercermin dalam tujuan atau pertanyaan penelitian-penelitian. Hal ini adalah kekuatan pendorong di balik semua pilihan metodologis, seperti mendefinisikan masalah, mengidentifikasi desain dan sumber data, menganalisis, menafsirkan, dan melaporkan hasil. Pilihan model concurrent, apakah itu desain triangulasi bersamaan atau tertanam bersamaan, dibuat untuk mengakomodir perspektif ini.

Dengan demikian, model transformatif bersamaan dapat mengambil fitur desain baik pendekatan  triangulasi atau pendekatan tertanam (dua jenis data dikumpulkan pada waktu yang sama selama satu fase pengumpulan data dan mungkin memiliki prioritas yang sama atau tidak sama). Pencampuran data akan melalui penggabungan, penyambungan, atau penyematan data. Karena model transformatif bersamaan (Concurrent Transformative Strategy) berbagi fitur dengan pendekatan triangulasi dan tertanam, model ini juga kekuatan dan kelemahan spesifiknya. Namun, model ini memiliki keuntungan tambahan dari memposisikan penelitian metode campuran dalam kerangka transformatif, yang mungkin membuatnya sangat menarik bagi para peneliti kualitatif atau kuantitatif yang sudah menggunakan kerangka transformatif untuk memandu penelitian.