Metode Penelitian Campuran: Review Buku Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches (bagian 2)

Metode Penelitian Campuran: Review Buku Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches (bagian 2)

 

  1. Memilih Strategi Metode Campuran

Berikut adalah beberapa tips penelitian tentang cara memilih strategi metode campuran:

  1. Identifikasi salah satu dari enam pendekatan yang dibahas dalam bab ini sebagai desain utama untuk studi yang Anda usulkan. Berikan definisi kerja untuk desain ini, bersama dengan model visual dan alasan mengapa desain ini berguna dalam penelitian.
  2. Pertimbangkan jumlah waktu yang Anda miliki untuk mengumpulkan data.
  3. Ingat bahwa pengumpulan dan analisis data kuantitatif dan kualitatif adalah proses yang memerlukan ketelitian dan memakan waktu. Ketika waktu menjadi masalah, maka peneliti dapat mempertimbangkan model desain yang tertanam.
  4. Pertimbangkan pengunaan Strategi Penjelasan Berurutan (Sequential Explanatory Strategy). Strategi ini menjadi favorit banyak akademisi, terutama mereka yang memiliki sedikit pengalaman dengan penelitian kualitatif dan latar belakang substansial dalam penelitian kuantitatif. Dalam pendekatan ini, pengumpulan data kuantitatif awal diikuti dengan pengumpulan data kualitatif sekunder untuk menindaklanjuti hasil kuantitatif.
  5. Pelajari artikel ilmiah yang diterbitkan dengan menggunakan pendekatan berbeda dan tentukan mana yang paling seseuai dengan kebutuhan peneliti.. Creswell dan Plano Clark (2007) memasukkan empat artikel jurnal lengkap sehingga pembaca dapat memeriksa detail studi yang menggunakan berbagai bentuk desain.
  6. Temukan artikel jurnal yang mengunakan metode campuran yang diterbitkan yang sebagaimana desain penelitian peneliti dan sampaikan kepada pembimbing akademik. Agar dapat lebih memahami apakah metode campuran yang akan digunakan peneliti sesuai dengan kebutuhan penelitian.

  1. Prosedur Pengumpulan Data

Meskipun model visual dan diskusi tentang strategi dalam metode campuran memberikan gambaran tentang prosedur pengunaan metode campuran, namun akan sangat membantu jika juga dibahas spesifik jenis data yang akan dikumpulkan. Penting kiranya untuk mengidentifikasi strategi pengambilan sampel dan pendekatan yang digunakan untuk menetapkan validitas data.

Beberapa prosedur pengumpulan data dalam metode campuran diantaranya:

  1. Identifikasi dan spesifikkan jenis data, baik data kuantitatif maupun kualitatif yang akan dikumpulkan selama penelitian yang diusulkan. Beberapa bentuk data, seperti wawancara dan observasi, dapat berupa kuantitatif atau kualitatif tergantung pada seberapa terbuka (kualitatif) atau tertutup (kuantitatif) pilihan jawaban dalam wawancara atau daftar periksa untuk observasi.
  2. Perlu diketahuilah bahwa data kuantitatif sering kali melibatkan pengambilan sampel secara acak, sehingga setiap individu memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih, dan sampel dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar. Dalam pengumpulan data kualitatif digunakan purposive sampling, karena individu (informan) dipilih berdasarkan kapabiltas terahadap fenomena kajian.
  3. Strategi dasar yang melibatkan penggabungan sampling kuantitatif dan kualitatif (misalnya, sampling terarah bertingkat atau sampling acak purposif).
  4. Pengambilan sampel berurutan (Sequential sampling), di mana pengambilan sampel kedua merupakan kelanjutan dari fase pertama, yang keduanya saling memberi informasi yang saling terkait.
  5. Pengambilan sampel serentak (Concurrent sampling), di mana probabilitas kuantitatif dan pengambilan sampel kualitatif dengan tujuan digabungkan sebagai prosedur pengambilan sampel independen atau bersama-sama (misalnya, survei dengan tanggapan tertutup dan terbuka).
  6. Pengambilan sampel bertingkat (Multilevel sampling), di mana pengambilan sampel terjadi dalam dua atau lebih tingkat atau unit analisis.
  7. Pengambilan sampel menggunakan kombinasi dari strategi di atas
  8. Penyertaan prosedur secara rinci dalam model visual yang digunakan. Misalnya, dalam model penjelasan sekuensial (sequential explanatory model), prosedur umum ditempatkan pada halaman lebih awal, dan prosedur rinci di bawahnya. Sebagai contoh, diskusi tentang pendekatan ini mungkin termasuk menggambarkan penggunaan pengumpulan data survei yang diikuti dengan analisis data deskriptif dan inferensial pada fase pertama. Kemudian observasi kualitatif dan pengkodean dan analisis tematik dalam desain etnografi dapat disebutkan untuk tahap kedua.

 

  1. Prosedur Analisis dan Validasi Data

Prosedud analisis data dalam penelitian metode campuran berkaitan dengan jenis strategi penelitian yang dipilih. Jadi, dalam proposal penelitian, prosedur analisis dan validasi perlu dikemukakan dalam desain. Analisis data, dilakukan baik dalam pendekatan kualitatif (deskripsi dan teks tematik atau analisis gambar), maupun kuantitatif (analisis numerik deskriptif dan inferensial).

Beberapa pendekatan analisis data dalam metode campuran yang familoar adalah sebagai berikut:

  1. Transformasi data: Dalam strategi Concurren (bersamaan), peneliti dapat mengkuantifikasi data kualitatif. Ini melibatkan pembuatan kode dan tema secara kualitatif, kemudian menghitung berapa kali mereka muncul dalam data teks. Kuantifikasi data kualitatif ini kemudian memungkinkan peneliti untuk membandingkan hasil kuantitatif dengan data kualitatif. Sebagai alternatif, seorang penanya dapat memenuhi syarat data kuantitatif. Misalnya, dalam analisis faktor data dari skala pada instrumen, peneliti dapat membuat faktor atau tema yang kemudian dapat dibandingkan dengan tema dari database kualitatif.
  2. Eksplor outlier: Dalam model sekuensial (berurutan), analisis data kuantitatif pada tahap pertama dapat menghasilkan kasus ekstrim atau outlier. Wawancara kualitatif lanjutan dengan kasus-kasus outlier ini dapat memberikan wawasan tentang mengapa mereka menyimpang dari sampel kuantitatif.
  3. Pengembangan instrumen: Dalam pendekatan sekuensial (berurutan), dapatkan tema dan pernyataan spesifik dari partisipan dalam pengumpulan data kualitatif awal. Pada fase berikutnya, gunakan pernyataan-pernyataan ini sebagai item spesifik dan tema untuk skala untuk membuat instrumen survei yang didasarkan pada pandangan para peserta. Ketiga, fase terakhir mungkin untuk memvalidasi instrumen dengan sampel besar yang mewakili populasi.
  4. Memeriksa dengan beberapa tingkat: Dalam model tertanam bersamaan, pengunaan survei pada satu tingkat (misalnya, dengan keluarga) untuk mengumpulkan hasil kuantitatif tentang sampel. Pada saat yang sama, kumpulkan wawancara kualitatif (misalnya, dengan individu) untuk mengeksplorasi fenomena dengan individu tertentu dalam keluarga.
  5. Membuat matriks: Saat membandingkan data dalam jenis pendekatan bersamaan (concurrent type of approach), mengkombinasikan informasi dari pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif ke dalam matriks. Sumbu horizontal matriks ini dapat berupa variabel kategoris kuantitatif (misalnya, jenis penyedia, perawat, dokter, dan asisten medis) dan sumbu vertikal adalah data kualitatif (misalnya, lima tema tentang hubungan kepedulian antara penyedia dan pasien). Informasi dalam sel dapat berupa kutipan dari data kualitatif, jumlah kode dari data kualitatif, atau kombinasi. Dengan cara ini, matriks akan menyajikan analisis gabungan data kualitatif dan kuantitatif.

Aspek lain dari analisis data dalam penelitian metode campuran, yang perlu dijelaskan dalam proposal penelitian adalah serangkaian langkah yang diambil untuk memeriksa validitas data kuantitatif dan keakuratan temuan data kualitatif. Pada metode campuran penggunaan prosedur validitas untuk fase kuantitatif dan kualitatif penelitian sangat dianjurkan, demikian halnya terkait dengan pembahasan validitas dan reabilitas skor dari pengunaan instrumen yang digunakan dalam penelitian.

  1. Struktur Laporan Presentasi

Struktur laporan, sebagaimana analisis data, struktur laporan juga mengikuti jenis strategi yang dipilih dalam penelitian. Karena metode campuran mungkin tidak familiar bagi banyak orang, akan sangat membantum jika terdapat beberapa panduan tentang bagaimana menyusun laporan akhir.

Pertama, Untuk studi sekuensial (sequential study), peneliti yang mengunakan metode campuran biasanya mengatur laporan prosedur ke dalam pengumpulan data kuantitatif dan analisis data kuantitatif diikuti dengan pengumpulan data kualitatif dan analisis data kualitatif. Kemudian, pada fase kesimpulan atau interpretasi penelitian, peneliti berargumen tentang bagaimana temuan kualitatif membantu menguraikan atau memperluas hasil kuantitatif. Sebagai alternatif, pengumpulan dan analisis data kualitatif dapat dilakukan terlebih dahulu, diikuti dengan pengumpulan dan analisis data kuantitatif.

Kedua, Dalam studi bersamaan (concurrent study), pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dapat disajikan dalam bagian terpisah, tetapi analisis dan interpretasi menggabungkan dua bentuk data untuk mencari konvergensi atau kesamaan di antara hasil. Struktur studi metode campuran jenis ini tidak membuat perbedaan yang jelas antara fase kuantitatif dan kualitatif.

Ketiga, Dalam studi transformatif (transformative study), struktur biasanya melibatkan memajukan isu advokasi di awal dan kemudian menggunakan struktur berurutan atau bersamaan sebagai sarana untuk mengatur konten. Pada akhirnya, bagian tersendiri dapat memajukan agendas perubahan atau reformasi yang telah dikembangkan sebagai hasil penelitian.

 

  1. Contoh Prosedur Metode Campuran

Ilustrasi mengikuti studi metode campuran yang menggunakan strategi dan prosedur berurutan dan bersamaan.

  1. Contoh 10.1A Strategi Inkuiri Berurutan

Kushman (1992) mempelajari dua jenis komitmen guru pada tempat kerja, yakni komitmen terhadap organisasi dan komitmen terhadap pembelajaran siswa di 63 Sekolah Dasar dan Menengah yang berada diperkotaan.  Dia mengajukan studi metode campuran berurutan, dengan penjelasan dua fase, seperti yang disajikan dalam maksud pernyataan:

Premis utama dari penelitian ini adalah bahwa komitmen organisasi dan komitmen terhadap pembelajaran siswa membahas sikap guru yang berbeda, tetapi sama pentingnya untuk keefektifan organisasi sekolah, sebuah ide yang memiliki beberapa dukungan dalam literatur tetapi membutuhkan validasi empiris lebih lanjut.

Fase pertama adalah studi kuantitatif yang melihat hubungan statistik antara komitmen guru dan anteseden dan hasil organisasi di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah. Setelah analisis tingkat makro ini, Fase kedua menunjukkan bahwa pada sekolah tertentu, menggunakan metode kualitatif/studi kasus untuk lebih memahami dinamika komitmen guru.

Tujuan pernyataan ini menggambarkan kombinasi tujuan dengan alasan pencampuran (“untuk lebih memahami”) serta jenis data tertentu yang dikumpulkan selama penelitian. Itu pengenalan difokuskan pada kebutuhan untuk memeriksa komitmen organisasi dan komitmen untuk pembelajaran siswa, yang mengarah ke prioritas untuk pendekatan kuantitatif. Prioritas ini lebih lanjut diilustrasikan dalam bagian yang mendefinisikan komitmen organisasi dan komitmen untuk pembelajaran siswa dan penggunaan literatur yang luas untuk mendokumentasikan dua konsep ini.

Kemudian diikuti sebuah kerangka konseptual, lengkap dengan model visual, dan pertanyaan penelitian yang diajukan untuk menganalisa hubungan dari objek penelitian. Ini memberikan petunjuk teoretis untuk fase penelitian kuantitatif (Morse, 1991). Implementasinya adalah QUAN→qual dalam studi dua tahap ini. Penulis mempresentasikan hasil dalam dua fase, dimana hasil kuantitatif, menampilkan dan mendiskusikan korelasi, regresi, dan ANOVA dua arah. Kemudian hasil studi kasus disajikan dalam istilah tema dan subtema didukung oleh kutipan. Pencampuran hasil kuantitatif dan temuan kualitatif terjadi dalam diskusi akhir, di mana peneliti menyoroti hasil kuantitatif dan kompleksitas yang muncul dari hasil kualitatif. Penulis tidak menggunakan perspektif teoritis sebagai lensa dalam penelitian ini.

baca juga: Metode Penelitian Campuran: Review Buku Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches

  1. Contoh 10.2A Strategi Penyelidikan Bersamaan (Concurrent Strategy of Inquiry)

Pada tahun 1993, Hossler dan Vesper melakukan penelitian yang meneliti faktor-faktor yang terkait dengan tabungan orang tua untuk anak-anak yang studi di Perguruan Tinggi. Menggunakan data longitudinal yang dikumpulkan dari siswa (mahasiswa) dan orang tua selama periode 3 tahun, penulis meneliti faktor-faktor yang paling kuat terkait dengan tabungan orang tua untuk pendidikan pasca sekolah menengah. Hasilnya mereka menemukan bahwa dukungan orang tua, harapan pendidikan, dan pengetahuan tentang biaya kuliah merupakan faktor penting. Yang terpenting, untuk tujuan kami, penulis mengumpulkan informasi dari orang tua dan siswa (mahasiswa) pada 182 survei dan dari 56 wawancara. Tujuan mereka menunjukkan ketertarikan dalam melakukan triangulasi temuan:

Dalam upaya untuk menjelaskan tabungan orang tua, artikel ini membahas perilaku menabung orang tua. Menggunakan data siswa (mahasiswa) dan orang tua dari studi longitudinal yang menggunakan beberapa survei selama tiga tahun, regresi logistik digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang paling kuat terkait dengan tabungan orang tua untuk pendidikan pasca sekolah menengah. Selain itu, wawasan yang diperoleh dari wawancara dari sub-sampel kecil siswa (mahasiswa) dan orang tua yang diwawancarai lima kali selama periode tiga tahun digunakan untuk memeriksa lebih lanjut tabungan orang tua.

Data faktual dikumpulkan dari 182 siswa (mahasiswa) dan orang tua peserta dari survei selama 4 tahun dan dari 56 siswa (mahasiswa) dan orang tua mereka dalam wawancara. Dari tujuan pernyataan, kita dapat melihat bahwa mereka mengumpulkan data secara bersamaan sebagai strategi implementasi. Mereka memberikan diskusi ekstensif tentang analisis kuantitatif data survei, termasuk: pembahasan tentang pengukuran variabel dan rincian data regresi logistik analisis. Mereka juga menyebutkan keterbatasan analisis kuantitatif dan uji-t dari hasil regresi. Sebaliknya, mereka mencurahkan satu halaman untuk analisis dan catatan data kualitatif secara singkat tema-tema yang terjadi dalam diskusi. Bobot dalam penelitian metode campuran ini adalah digunakan untuk pengumpulan dan analisis data kuantitatif, dan notasi untuk penelitian ini adalah QUAN + kual.

Pencampuran kedua sumber data tersebut terjadi pada bagian berjudul “Diskusi”. Hasil Survei dan Wawancara” (hal. 155), pada tahap interpretasi proses penelitian. Di bagian ini, untuk hasil kuantitatif mereka membandingkan pentingnya faktor-faktor yang menjelaskan tabungan orang tua, kemudian untuk kualitatif dengan temuan dari data wawancara.. Mirip dengan Contoh 10.1, tidak ada lensa teoretis yang memandu penelitian, meskipun artikel dimulai dengan literatur tentang studi ekonometrik dan penelitian tentang pilihan perguruan tinggi dan diakhiri dengan “Model Tambahan Tabungan Orang Tua.” (Augmented Model of Parental Savings).

Dengan demikian, kita mungkin mencirikan penggunaan teori dalam studi ini sebagai induktif (seperti dalam penyelidikan kualitatif), diambil dari literatur (seperti dalam penelitian kuantitatif), dan pada akhirnya seperti yang dihasilkan selama proses penelitian.

 

 

  1. Contoh 10.3A Strategi Transformatif Inkuiri (Transformative Strategy of Inquiry)

Lensa feminis (A feminist lens) digunakan dalam studi metode campuran triangulasi transformatif oleh Bhopal (2000). Penulis tertarik untuk meneliti apakah teori Patriarki berlaku untuk perempuan Asia Selatan (dari India, Pakistan dan Bangladesh) yang tinggal di London Timur. Karena wanita ini sering mengatur pernikahan dan diberi mahar, penulis berasumsi bahwa bentuk patriarki ada untuk mereka dan tidak ada untuk wanita kulit putih di Inggris. Tujuan keseluruhannya adalah untuk “membangun detail” pengetahuan tentang kehidupan perempuan, perasaan mereka terhadap peran mereka sendiri dan apa yang sebenarnya mereka lakukan di rumah, sikap mereka terhadap perjodohan, mas kawin, pekerjaan rumah tangga dan keuangan domestik” (hal. 70). Penulis meneliti 60 wanita menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.

Penulis menemukan bahwa pendidikan memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan perempuan. Bahkan dalam diskusi,  disajikan bagaimana metodologi feminis membantu dalam penelitiannya. penulis membahas bagaimana kehidupan perempuan dalam istilah mereka sendiri, menggunakan bahasa dan kategori di mana perempuan mengekspresikan diri. Penelitian ini tidak hanya melibatkan perempuan, tapi juga untuk perempuan. Dalam penelitian ini juga melibatkan dirinya ke dalam proses penelitian di mana dia membuat secara eksplisit prosedur penalarannya dari refleksi diri tentang persepsi nya sendiri.

Maksud penulis dalam penelitian ini adalah untuk memberikan aspirasi bagi wanita dan memberikan suara yang lebih kuat untuk ketidaksetaraan jenis kelamin. Data kuantitatif memberikan pola umum partisipasi sedangkan data kualitatif memberikan narasi pribadi perempuan. Waktu studi pertama-tama mengumpulkan data dengan survei lalu kemudian mewawancarai perempuan untuk menindaklanjuti dan memahami partisipasi secara lebih mendalam (desain sekuensial penjelas/ an explanatory sequential design). Bobot komponen kualitatif dan kuantitatif adalah sama, dengan pemikiran bahwa keduanya berkontribusi memahami masalah penelitian. Pencampuran dilakukan dengan menghubungkan hasil dari survei kuantitatif dan mengeksplorasi ini secara lebih mendalam dalam fase kualitatif. Karena teori feminis dibahas di seluruh artikel dengan fokus pada kesetaraan dan pemberian aspirasi untuk wanita, penelitian ini menggunakan lensa feminis teoretis yang eksplisit.