Pancasila dan  Konsep Merdeka Belajar dalam Meningkatkan Kemandirian Pendidikan di Indonesia

Pancasila dan Konsep Merdeka Belajar dalam Meningkatkan Kemandirian Pendidikan di Indonesia

 

Di bawah bimbingan Presiden Republik Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud telah menginisiasi reformasi pendidikan di Indonesia. Sistem melalui kebijakan pengajaran mandiri.

Kebijakan pendidikan Pancasila dan  Konsep Merdeka ini gratis memungkinkan semua departemen pendidikan untuk berinovasi secara bebas. Konsep ini harus disesuaikan dengan konteks di mana proses pendidikan budaya, lokal, sosial ekonomi dan infrastruktur beroperasi Pendidikan dan budaya.

Kita perlu tidak hanya mengandalkan angka,tetapi juga menciptakan sistem yang tidak memungkinkan inovasi. Menurut kepala Kemendikbud sedang menyusun strategi tanpa mempertaruhkan kualitas guru, yang merupakan esensi pendidikan. guru, Guru tidak akan pernah tergantikan oleh teknologi.

Teknologi adalah alat bagi guru untuk meningkatkan potensi mereka dan menemukan penggerak terbaik dan memastikan mereka menjadi pemimpin pengajaran di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.

Konsep pelatihan guru akan bergeser dari format seminar atau lokakarya ke format praktis. Kurikulum yang mudah dipahami dan fleksibel menjadi salah satu esensi dari pelaksanaan Merdeka Learning.

Kualifikasi setiap siswa Kurikulum yang mendorong guru untuk memilih bahan atau metode pengajaran yang berkualitas tinggi berdasarkan minat dan keterampilan. Inti dari belajar mandiri adalah menggali potensi terbesar bagi guru dan siswa kita untuk secara mandiri berinovasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Berikut Beberapa Metode untuk Mencapai Sasaran dari Konsep Merdeka Belajar

 

  1. Pemanfaatan Teknologi dalam pembelajaran

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan bahwa perbedaan pendekatan yang ada saat ini berbeda-beda di setiap daerah. Ia menekankan perlunya pemanfaatan berbagai teknologi dan inovasi untuk setiap sekolah dan siswa. Itu hanya bisa dilakukan dengan dukungan teknologi.

  1. Belajar dengan memaksimalkan teknologi

Belajar mandiri tidak mungkin tanpa teknologi. Teknologinya tidak online, tapi bisa berbeda, katanya. Begitu pula dengan yang digunakan sebagai media pembelajaran. Jadi semua teknologi yang kita bicarakan akan kita gunakan untuk melaksanakan pembelajaran gratis.

  1. Memberikan Akses Internet

Padahal, teknologi berpotensi memberikan akses yang sama terhadap akses yang sama atau materi dan pembelajaran yang sama. Kekhawatiran tentang pentingnya pemerataan akses internet dan listrik, khususnya, tidak hanya terfokus pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi juga pada kementerian atau lembaga lain.

Baca Juga: Tawaran implementasi merdeka belajar dan kampus merdeka. 

Berikut 6 profil Kurikulum Pancasila dan Konsep Merdeka Belajar

  1. Bernalar kritis agar dapat memecahkan masalah. Hal ini berkaitan dengan kemampuan kognitif.
  2. Kemandirian, yaitu siswa mandiri yang meningkatkan kemampuannya, mungkin pengetahuan serta penghargaan.
  3. Kreatif, di mana siswa dapat diberi waktu, berbagi rasa mand mandi, dan memiliki rasa cinta terhadap seni dan budaya.
  4. Gotong-royong, di mana siswa memiliki kemampuan berkolaborasi yang digunakan oleh softskill utama yang terpenting dalam masa depan agar dapat bekerja tim.
  5. Pada saat yang sama, ekonomi global menjadi semakin penting karena krisis ekonomi global, sedemikian rupa sehingga dunia masih dalam keadaan kacau balau.
  6. Berakhlak mulia. Di sinilah moralitas, spiritualitas, dan sebagainya. Sudah pasti pendidikan karakter akan menjadi salah satu pilar inti

Demikian ulasan tentang Pancasila dan  Konsep Merdeka Belajar dalam Meningkatkan Kemandirian Pendidikan di Indonesia dengan adanya ini kami ingin memberikan gambaran sistem ini supaya  bisa melatih karakter adaptif, inovatif dan kreatif dari komunitas pendidikan yang ada di indonesia.

 

Oleh: Dr. Juni Iswanto, M.M