Strategi Bertahan Sektor UMKM di Saat Pandemi

Strategi Bertahan Sektor UMKM di Saat Pandemi

Oleh Juni Iswanto (akademisi dan entrepreneurs)

Strategi Bertahan Sektor UMKM di Saat Pandemi – Usaha kecil dan menengah (UMKM), yang dianggap sebagai tulang punggung banyak perekonomian, telah dirugikan oleh pandemi penyakit virus corona (COVID-19). Pembatasan transportasi dan perbatasan, jarak sosial, dan penguncian telah mengganggu rantai pasokan, mengurangi permintaan konsumen, dan menyusutkan arus kas.

Akibatnya, usaha kecil tidak mampu membayar sewa toko, upah pekerja, pemasok, dan kreditur, menciptakan efek spiral pada rumah tangga dan ekonomi. Pemerintah sekarang bergulat dengan kebijakan untuk mendukung sektor UMKM, yang secara kolektif mempekerjakan rata-rata 60% tenaga kerja Asia.

Selain kebijakan makroekonomi secara umum, diperlukan strategi “bangkit kembali” untuk membantu UMKM bertahan dari pandemi dan di lingkungan bisnis baru yang akan muncul setelahnya. UMKM juga dapat memperoleh manfaat dari kebijakan yang mempromosikan arus barang dan jasa di dalam dan lintas batas dan yang mendukung peningkatan partisipasi mereka dalam rantai pasokan regional dan global.

Lima Tantangan

Dunia sekarang menghadapi krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya dari COVID-19. Apa yang awalnya dimulai sebagai krisis kesehatan telah berkembang pesat menjadi salah satu krisis ekonomi terburuk dalam sejarah. Bagi banyak UMKM, tantangannya adalah untuk mengatasi, bukan hanya satu krisis.

Bagaimana Strategi Bertahan Sektor UMKM di Saat Pandemi?

Tetapi serangkaian krisis kesehatan, ekonomi, dan bisnis dengan tahapan yang sangat bergantung pada kecepatan pemerintah dapat menahan penyebaran virus dan memulai ekonomi. Dampak COVID-19 pada UMKM di kawasan ini, dampak pandemi pada usaha kecil sudah langsung terasa.

Tindakan Mitigasi dan Pemulihan

Pemerintah telah mulai menerapkan berbagai langkah untuk mengurangi dampak ekonomi dari wabah virus corona pada bisnis. Banyak negara menerapkan berbagai instrumen kebijakan untuk mendukung UMKM dan khususnya wiraswasta selama masa yang sangat sulit ini. Berikut beberapa kebijakan tersebut:

  1. Penangguhan Pajak

Pajak penghasilan, pajak properti, cukai, dan pembayaran lainnya yang disetorkan oleh bisnis kepada pemerintah ditangguhkan untuk meringankan kendala likuiditas yang dihadapi UMKM.

  1. Kredit

Pemerintah meningkatkan ketersediaan kredit untuk UMKM dengan beberapa pendekatan: pinjaman langsung melalui bank-bank milik negara, menurunkan suku bunga pada program pinjaman khusus atau melonggarkan kebijakan moneter oleh bank sentral, memperluas penggunaan skema penjaminan kredit, atau memperpanjang masa tenggang pada yang ada. Pinjaman.

  1. Subsidi Upah

Pemerintah menanggung sebagian biaya perusahaan dalam memberikan dukungan upah dan pendapatan bagi karyawan yang diberhentikan sementara, atau bagi perusahaan untuk mengamankan pekerjaan.

  1. Poros Perusahaan

Pemerintah mendorong sektor UMKM untuk beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang muncul dengan “memutar” atau beralih ke model bisnis lain atau produk dan layanan lain. Pemerintah juga dapat memberikan saran tentang bagaimana UMKM dapat mengatasi pandemi, mengelola arus kas dan tenaga kerja mereka, dan memberikan informasi lain yang dapat memandu mereka menuju pemulihan.