Peran Kyai Dalam Pengaruh Moderasi Beragama di Tengah Isu Digital
DOI:
https://doi.org/10.59240/kjsk.v5i1.137Keywords:
Religious Moderation, Social Media Kyai, Kyai MedsosAbstract
This research originates from the researcher’s concern about the state of religious moderation in the digital space, despite the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia having emphasized the discourse on religious moderation since 2019. However, the actualization of this discourse has not been fully realized, especially on social media. The research examines this shortcoming by exploring the role of "Social Media Kyai (Medsos)" in creating counter-narratives against extremist Islamic groups in the digital space. The goal of this research is to map the extent of the contestation of religious moderation and to analyze the contribution of "Kyai Medsos" in addressing the issue of religious moderation in the digital space. The methodology used in this study is library research, with the collected data analyzed through a content analysis approach. The findings are: 1) The contestation between "Kyai Medsos" and extremist Islamic groups is reflected in debates over the relationship between Islam and the State. 2) The contribution of "Kyai Medsos" in addressing the issue of religious moderation in the digital space is by mainstreaming moderate (positive) content in the digital space. The conclusion of this research suggests that netizens need to understand and filter information from social media to ensure that religious moderation in the digital space is genuinely maintained.
References
Abou El Fadl, K. (2006). Selamatkan Islam dari Muslim Puritan. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Agama RI, Kementerian. (2019). Moderasi beragama. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.
al-Kholilie, I. (2025, April 15). Catatan kunjungan Gus Baha ke Bangkalan. Facebook. https://www.facebook.com/share/1BMmKzpgDG/?mibextid=wwXIfr
al-Qurtuby, S. (2009). Jihad melawan ekstremis agama: Membangkitkan Islam progresif (Cet. 1). Semarang: Borobudur Indonesia.
Fadli, A. (2023). Transformasi digital dan moderasi beragama: Memperkuat ummatan wasathan di Indonesia. Schemata: Jurnal Pascasarjana UIN Mataram, 12(1), 1–14. https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/schemata/article/view/7773
Habibi, I. H. (2022). Moderasi beragama di ruang digital (Studi tentang kontribusi ‘Kiai Medsos’ Nahdlatul Ulama di Jawa Timur) [Tesis, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel].
Hasanah, U., & Putri, M. (2021). Revitalisasi peran kiai dalam membina akhlak masyarakat pada masa pandemi Covid-19. ASANKA: Journal of Social Science and Education, 2(2). https://doi.org/10.21154/asanka.v2i2.3143
Hidayatulloh, U. (2020). Pengaruh dan peranan kiai dalam mengawal kerukunan umat beragama di Kota Tasikmalaya. Mutawasith: Jurnal Hukum Islam, 2(2). https://doi.org/10.47971/mjhi.v2i2.151
Khusnun Nisa, M., Yani, A., Andika, A., & Dkk. (2021). Moderasi beragama: Landasan moderasi dalam tradisi berbagai agama dan implementasi di era disrupsi digital. Jurnal Rausyan Fikr, 1(3), 731–748. https://doi.org/10.15575/jra.v1i3.15100
Manfred, Z. (1986). Pesantren dalam perubahan sosial. Jakarta: P3M.
Mustafidah, A. (2018). Peran tokoh agama dalam kehidupan sosial keagamaan (Studi peran Kyai Abdul Hakim di Desa Lajo Lor Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban) [Skripsi, IAIN].
Mustofa, S. (2019). Berebut wacana: Hilangnya etika komunikasi di ruang publik dunia maya. Jurnal Studi Agama dan Masyarakat, 15(1), 58–74. https://doi.org/10.23971/jsam.v15i1.1139
Mustofa, S. (2019). Media online radikal dan matinya rasionalitas komunikatif. Tulungagung: Akademia Pustaka.
Noor, M. (2019). Gaya kepemimpinan kiai. Jurnal Kependidikan, 7(1). https://doi.org/10.24090/jk.v7i1.2958
Novia, W., & Wasehudin. (2020). Penggunaan media sosial dalam membangun moderasi beragama di masa pandemi Covid-19 di Kota Tangerang. Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama, 3(2), 1–14. https://doi.org/10.15575/hanifiya.v3i2.10017
NU Online. (2004). Gus Mus: Istilah kiai sudah salah kaprah. https://www.nu.or.id/amp/warta/gus-mus-istilah-kyai-sudah-salah-kaprah-Hy1qi
Pimay, A. (2005). Paradikma dakwah humanis. Semarang: Rasail.
Quraish Shihab, M. (2019). Wasathiyyah: Wawasan Islam tentang moderasi beragama. Tangerang: Lentera Hati.
Rashid Abdul Aziz, A., Rabi’ah, & Ihrom, I. (2023). Peluang dan tantangan moderasi beragama di era digital. INTEGRASI: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan, 1(2), 64–74. https://doi.org/10.61590/int.v1i02.90
Sa’adiyyah, A. M., & Kusuma, I. W. (2020). Peran kiai sebagai pemimpin informal dalam perubahan sosial masyarakat Desa Pematang Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang. Pro Patria: Jurnal Pendidikan, Kewarganegaraan, Hukum, Sosial, dan Politik, 3(2), 163–169. https://doi.org/10.47080/propatria.v3i2.988
Sefriyono. (2020). Jihad digital: Pembingkaian narasi kontra radikalisasi NU Online di dunia maya. Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan, 8(1), 19–42. https://doi.org/10.21043/fikrah.v8i1.7214
Suharto, B. (2019). Moderasi beragama: Dari Indonesia untuk dunia. Yogyakarta: LKiS.
Susanto, E., & Kata Kunci. (2017). Perspektif masyarakat Madura. Karsa, XI(1).
Thoha, & Arifin, Z. (2003). Runtuhnya singgasana kiai NU. Yogyakarta: Kutub al-Ma’arif.
Wahyudin. (2017). Metode penelitian kualitatif studi pustaka dan studi lapangan. Pre-Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 6(1), 1–6.
Wali’ulhaq, H. A. (2021). Urgensi dakwah kiai dalam mengambil kebijakan untuk menciptakan Jember religius. IJIC: Indonesian Journal of Islamic Communication, 4(1), 99–119. https://doi.org/10.35719/ijic.v4i1.1073
Wapres RI. (2025, April 5). Wapres: Ulama dunia akui Indonesia mampu praktikkan Islam yang moderat dan toleran. https://www.wapresri.go.id/wapres-ulama-dunia-akui-indonesia-mampu-praktikkan-islam-yang-moderat-dan-toleran/
Alsunniah. (n.d.). https://alsunniah.com/book/165/20#page=45
Dhofier, Z. (2015). Tradisi pesantren: Studi pandangan hidup kiai dan visinya mengenai masa depan Indonesia (Cet. 9). Jakarta: LP3ES.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Ahmad Nur Fauzi, Indah Nur Fadhila, Ali Yaenuri

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.