Pengaruh Makanan Fortifikasi Terhadap Kasus Stunting Anak
DOI:
https://doi.org/10.59240/kjsk.v3i1.32Abstract
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yaitu dari janin hingga usia 24 bulan. Fortifikasi adalah praktik yang dilakukan secara sengaja untuk meningkatkan kandungan satu atau lebih mikronutrien (yaitu, vitamin dan mineral) dalam makanan atau bumbu untuk meningkatkan kualitas gizi pasokan makanan dan memberikan manfaat kesehatan masyarakat. Artikel reviu ini bertujuan untuk membahas pengaruh baik makanan fortifikasi kepada anak yang mengalami stunting. Artikel ini ditulis dengan mengumpulkan artikel-artikel penelitian sebelumnya yang terkait dengan isi artikel. Artikel-artikel penelitian ditemukan dengan database elektronik berupa pencarian perpustakaan, yaitu Cambridge, BMC, CME, Science Direct, dan Google Scholar. Artikel yang dikaji sebanyak 21 artikel. Hasil penelusuran artikel ini adalah bahwa defisiensi mikronutrien (MN) merupakan hal yang umum terjadi pada masalah kesehatan di masyarakat, khususnya pada bayi dan anak-anak di banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah. Tingkat stunting sebagai dampak kurang gizi pada balita di Indonesia melampaui batas yang ditetapkan WHO. Beberapa strategi telah terbukti efektif dalam menyelesaikan defisiensi mikronutrien diantaranya adalah pendekatan berbasis makanan, suplementasi mikronutrien, dan fortifikasi makanan pokok.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Aliyya Divania
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.